Pages

Labels

Minggu, 14 April 2013

UCAPAN SELAMAT

selamat kepada saudara HARTOP GENSI yang berhasil memenangkan desain baju KONGNAS ILMIKI VII di banda aceh..
berikut desain bajunya.....

Selasa, 09 April 2013

UJIAN KOMPETENSI NASIONAL KEPERAWATAN


Menkes RI telah mengeluarkan Permenkes/1796/menkes/per/VIII/2011 mengenai registrasi tenaga kesehatan pengganti kemenkes nomor 161  2010 dimana setiap tenaga kesehatan dalam menjalankan tugas keprofesiannya wajib memiliki STR (Surat Tanda Registrasi). Sebelum seorang Tenaga Kesehatan  memperoleh STR harus terlebih dahulu mengikuti Uji kompetensi yaitu suatu proses untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap tenaga kesehatan sesuai dengan standar profesi dan yang lulus akan memperoleh Sertifikat Kompetensi. Sertifikat kompetensi adalah surat tanda pengakuan terhadap kompetensi seseorang tenaga kesehatan untuk dapat menjalankan praktik dan/atau pekerjaan profesinya di seluruh Indonesia setelah lulus uji kompetensi. Sebelum mendapatkan Surat Tanda Registrasi seorang sarjana keperawatan harus mengikuti ujian kompetensi keperawatan nasional, dimana dalam ujian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengetahuan calon perawat itu sendiri tentang berbagai masalah yang ada di dunia keperawatan, sebagaimana yang kita ketahui keperawatan terdiri dari berbagai bidang diantaranya Keperawatan Gawat Darurat (KGD), Keperawatan Medical Bedah (KMB), Keperawatan Maternitas, Keperawatan Anak, Keperawatan Jiwa, Keperawatan Keluarga dan Keperawatan Gerontik.
Ujian kompetensi keperawatan ini diharapkan dapat menciptakan calon-calon perawat yang bermutu tidak saja dalam teori tetapi juga dalam keterampilannya, serta bagaimana caranya agar dapat memecahkan masalah klien dengan baik dan benar, dengan adanya ujian kompetensi ini mahasiswa keperawatan akan lebih bersemangat lagi untuk mempelajari berbagai hal yang menjadi ruang lingkup keperawatan, dengan adanya ujian ini diharapkan tidak adanya lagi intervensi yang salah yang akan dilakukan dalam melaksanakan tugas. Sehingga kesehatan klien bias menjadi lebih baik lagi, jadi kesimpulannya, ujian kompetensi keperawatan dibutuhkan oleh mahasiswa keperawatan, jadi yang akan terjun ke lapangan benar-benar orang-orang yang memiliki potensi di bidangnya tersebut.
Oleh : Mike Aulia 1210323030
(Sekolah Kader BEM KM F.Kep : Dept. Penprofil)

UNTUK APA AKTIVIS KAMPUS INI? UNTUK SIAPA PERGERAKANNYA?


UNTUK APA AKTIVIS KAMPUS INI? UNTUK SIAPA PERGERAKANNYA?

Paham makna aktivis kan sobat? Tentu, seorang aktivis ialah mereka yang berperan aktif dan berkontribusi untuk sesuatu. Berkorban walau tanpa penghargaan, karena bukan pujian tujuan mereka namun mencetak dan mewarisi generasi – generasi tangguh. Masih ingat slogannya Bapak Presiden RI 1 sobat? Ya, Soekarno sang pidato handal. “ Beri aku 10 pemuda maka akan aku goncangkan dunia ini “. Siapakah pemuda itu? Bukan mereka yang tiap malam ngeronda dari kampung ke kampung sob, tapi mereka yang berfikir dan berjuang dalam kancah pergerakan mahasiswa . Dialah yang di sebut Aktivis Kampus.

Terlintas kah di benak kita kawan, bahwa mengkader manusia dari awalnya tidak tahu menjadi tahu itu sulit. Dari awalnya mereka apatis menjadi aktif itu tak mudah. Dari awalnya mereka cuek menjadi peduli itu ibarat keajaiban. Karena yang mereka cetak itu karakter, dan setiap manusia berbeda karakter. Kata kamusnya keperawatan, manusia itu unik.

Banyak memang rambu – rambu yang mesti di lewati. Ketika dalam perjalanan bertabrakan dengan akademik, bertabrakan dengan keegoisan individu, bertabrakan dengan misspersepsi, bertabrakan dengan waktu yang terus berjalan, bertabrakan dengan fisik yang melemah, bertabrakan dengan amanah yang segudang, bertabrakan dengan spiritual yang kehausan, bertabrakan dengan dompet yang kekeringan, bertabrakan dengan tuntutan yang menjenuhkan, bertabrakan dengan jiwa yang butuh ketenangan, bertabrakan dengan keluarga yang menaruh harap besar. 

Mencoba untuk ta’ati rambu – rambu ini agar selalu dalam jalurnya hingga tak ada tabrakan maut lagi. Sulit sulit mudah, pekerjaan yang tlah mendarah daging pada mereka yang di sebut Aktivis Kampus. Lalu Untuk apa aktivis di kampus ini? Untuk siapa pergerakannya? Untuk senior – seniornya? Untuk dosen – dosennya? Atau hanya sebatas untuk kawan – kawan terdekatnya atau untuk menakut – nakuti juniornya? Ku rasa tidak !!! 

Lalu untuk apa? Untuk kampus keperawatan, semua civitasnya, bukan hanya terkungkung pada satu elemen saja. Semata – mata bukan untuknya, untuk kesejahteraan kampus, kejayaan kampus, agar keperawatan itu tidak lagi dipandang sebelah mata.

Namun apalah artinya sebuah pergerakan yang pondasinya pengorbanan dan keikhlasan sobat, jika yang bergerak hanya sekelompok manusia saja. Percuma ada mereka yang ingin berkorban, namun pengorbanan itu dianggap hal yang sia – sia. Semua berteriak, mengeluh bahkan menjerit akan fenomena kampus yang tiada henti. 

Tapi ketika tiba saatnya untuk berhadapan dan menyelesaikan “benang kusut” kemana suara yang bergaung itu? Terhempaskah di balik deru angin? Maka sejatinya peduli itu untuk bersama kawan, bukan sepihak yang menginginkan. Tapi semua, maka bergeraklah untuk kesatuan. Petuah bijak berkata “ tidaklah seorang pemimpin itu kuat melainkanpendukungnyalah yang memiliki solidaritas yang tinggi “

Sebuah penutup Sunnatullahnya, kita terlahir sebagai pejuang sobat orang yang tidak berjuang berarti ia telah mati sebelum mati. Adakalanya kita yang memikirkan bukan orang yang memikirkn kita, akibat apa, akibat ulah kita. Dan tanamkan dalam diri, bahwa kita bukanlah orang yang menunggu terbenam namun kami orang yang menyongsong kejayaan. Kejayaan kampus keperawatan dari berbagai aspek sesuai ciri khasnya bio-psiko-sosio-spiritual-dan-kulturalnya. Hidup Mahasiswa !!! Lestari !!! Allahu Akbar !!!

Created by : writer
Kami yang mencintai pergerakan kampus
 
Cute Blue Pencil